Jepang lebih dari sekedar tempat gunung Fuji berada dan asal dari teh matcha. Bahkan beberapa orang menyebutnya sebagai negara yang memiliki budaya paling menarik di dunia dengan sejarah manusia, seni, musik dan beberapa teater tradisional terbaik yang pernah ada. Tapi, negeri matahari terbit memiliki sisi gelap, dimana matahari tidak bersinar di sana. Dunia yang dihuni oleh organisasi kriminal internasional: Yakuza.
Gambar dari aljazeera.com |
Tidak seperti sindikat kriminal lainnya, Yakuza Jepang beroperasi lebih seperti ikatan keluarga besar. Ada banyak mitos tentang Yakuza, diabadikan oleh film-film Hollywood dan media barat lainnya. Apa saja fakta dan kebohongan tentang Yakuza? Berikut adalah beberapa kekeliruan utama tentang sindikat kriminal kekeluargaan ini.
Mitos: anggota Yakuza seperti Mafiosi, secara rutin membunuh satu sama lain karena sengketa.
Gambar dari listverse.com |
Fakta: anggota Yakuza enggan untuk membunuh, kecuali kehidupan mereka sendiri berada dalam bahaya dan mereka harus melakukannya untuk membela diri. Di Jepang, hukum pidana untuk pembunuhan dan percobaan pembunuhan sangat keras, sehingga Yakuza-pun menggunakan metode-metode yang lebih ringan untuk penghukuman. Dalam Yakuza, biasanya dilakukan "yubitsume," atau "memotong jari" untuk menghukum musuh mereka. Bahkan dalam sebuah kelompok geng, seorang pemimpin mungkin memotong sebagian dari jari kelingkingnya sebagai hukuman atas pekerjaan buruk yang dilakukan, atau membeberkan kepada polisi tentang bisnis Yakuza. Jadi adalah hal yang wajar bila melihat seseorang di Tokyo yang kehilangan bagian kecil dari jari-jari mereka. Orang-orang ini jelas anggota atau mantan Yakuza (atau mungkin koki yang sangat ceroboh).
Mitos: Yakuza tak terlihat, 100 persen organisasi jahat.
Gambar dari listverse.com |
Fakta: Sangat kontras dengan sebagian besar sindikat lainnya di dunia kejahatan, Yakuza tidak keberatan tampil di publik. Bahkan cerita tentang para pemimpinnya pernah diterbitkan di sebuah majalah terkenal. Ketika bencana terjadi, seperti gempa Kobe 1995 dan tsunami 2011, para anggota Yakuza bahkan keluar untuk memberikan pasokan makanan kepada mereka yang terdampar di daerah bencana. Praktek ini mirip dengan cara Mafia dioperasikan di Italia beberapa tahun yang lalu. Anggota geng Yakuza mungkin hidup dengan mengakali 90 persen hukum yang berlaku, tetapi ketika Jepang dilanda bencana, mereka segera menyingsingkan lengan baju untuk melakukan apa yang harus dilakukan.
Mitos: Yakuza menerima siapapun yang ingin bergabung.
Fakta: Saat ini, Yakuza telah melakukan proses penyaringan untuk penerimaan anggota yang mencakup ujian tertulis. Tes untuk mengukur pengetahuan calon anggota ini termasuk teknik pencurian mobil, hukum tentang suap, pencucian uang, dan mata pelajaran lainnya yang mungkin muncul pada tes masuk akademi polisi. Ironisnya, mahasiswa Jepang dan mereka yang baru mengenal dunia kerja kesulitan untuk lulus dari tes ini. Di Jepang, penjahatpun harus memiliki skill dan lulus tes.
Mitos: Yakuza mengontrol industri teh Jepang, termasuk pasar internasional yang menguntungkan secara finansial.
Gambar dari hdnux.com |
Fakta: Mitos ini dan yang lainnya seperti ini muncul dari waktu ke waktu. Yakuza tidak mengontrol industri teh, industri otomotif, atau perdagangan pariwisata, namun mereka mungkin mengendalikan bisnis pachinko. Pachinko adalah bentuk semi-legal perjudian di Jepang, dan telah lama menjadi bisnis andalan Yakuza. bisnis lain sindikat ini adalah pinjaman (uang), prostitusi, dan perdagangan senjata.
Mitos: anggota baru harus melalui ritual aneh yang melibatkan obat-obatan dan pertumpahan darah.
Sakazukigoto, gambar dari Google.com |
Fakta: Sebenarnya, sebagai anggota Yakuza yang baru, kemungkinan hanya bertemu sponsornya (seorang senior dalam organisasi) di sebuah kuil Shinto dan minum secangkir sake untuk mengeratkan ikatan antara dirinya dengan organisasi. Ritual ini dianggap semi-religius, dan memang minum sake adalah cara tradisional Jepang untuk bersumpah. Upacara ini disebut "saka-zuki-goto," yang melibatkan anggota baru dengan sponsor untuk minum dari cangkir yang sama.
Mitos: Yakuza tidak memiliki pengaruh dalam politik.
Fakta: Yakuza memiliki pengaruh besar dalam politik Jepang. Empat tahun yang lalu, Perdana Menteri Tanaka mengundurkan diri karena terungkap bahwa ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Yakuza. Ini adalah rahasia umum bahwa partai politik yang paling kuat di Jepang, LDP, memiliki hubungan panjang dan intim dengan sindikat ini. Bahkan, banyak kandidat pemimpin nasional yang memiliki anggota Yakuza sebagai pengawal dan penggalang dana bagi orang lain. Meski Yakuza tidak memiliki pengaruh bagi seseorang dengan "posisi tinggi" di pemerintahan Jepang, namun sindikat kriminal kekeluargaan ini saling terhubung dengan politisi nasional dan lokal Jepang.
Mitos: anggota Yakuza memiliki pengaruh di luar Jepang.
Gambar dari japandailyexpress.com |
Fakta: Sebenarnya, beberapa negara Barat telah mulai menindak Yakuza dengan membekukan aset organisasi dan mengunci rekening bank mereka. Hukum AS yang baru telah mencegah kemungkinan pengaruh Yakuza di California dan Hawaii, dimana terdapat populasi orang Jepang yang besar untuk dijadikan target pengembangan sindikat. Meskipun Yakuza selalu terhalang oleh Mafia internasional atau beberapa kartel narkoba Meksiko, mereka selalu mencari cara untuk memperluas pengaruh mereka.
Memang hanya ada sedikit kemungkinan untuk bertemu dengan anggota Yakuza, tapi alangkah baiknya untuk mengetahui bagaimana mereka beroperasi dan menghindari tempat berkumpul mereka. Meskipun tidak jahat atau mematikan, dibandingkan beberapa sindikat kriminal lainnya di dunia, akan lebih bijaksana bagi wisatawan untuk menghindari bertemu dengan mereka di sebuah bar atau tempat hiburan malam.
sumber: listverse.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar